Satu Tahun Perang Rusia-Ukraina Mengubah Lanskap Energi Global
Satu Tahun Perang Rusia-Ukraina Mengubah Lanskap Energi Global
PERANG Rusia-Ukraina sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Namun, eskalasi konflik makin meningkat dan belum menunjukkan arah penyelesaian secara damai. Dampak pada gangguan pasokan energi global dan lonjakan harga berbagai komoditas malah meningkatkan ketidakpastian ekonomi global.
Kunjungi: Link Ini Kalau Ingin Mengetahui Bakat Anda
Dalam peta geopolitik energi global, Rusia memiliki peran strategis. Dengan produksi sebesar 10,94 juta barel per hari atau 12 persen produksi total dunia, Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga dunia setelah Amerika Serikat dan Arab Saudi sekaligus peringkat kedua pengekspor minyak mentah. Rusia juga memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia sekitar 48 triliun meter kubik, atau seperempat dari total cadangan dunia.
Kunjungi: Kalau Ingin Berkonsultasi Renovasi Rumah
Sejak awal perang, Rusia menjadikan komoditas energi dan mineralnya menjadi senjata untuk menekan negara Uni Eropa yang cenderung mendukung Ukraina. Hal ini secara eksplisit dinyatakan dalam dokumen Strategi Energi Federasi Rusia hingga tahun 2030, bahwa,“ekspor energi harus membantu mempromosikan kebijakan eksternal negara”. Apalagi ketergantungan Eropa terhadap minyak dan gas bumi Rusia memang besar – Rusia memasok 27 persen kebutuhan minyak mentah dan 41persen gas alam ke Eropa.
Kunjungi: Link Ini Kalau Ingin Beli Rumah Modern Minimalis
Perubahan lanskap energi global Jauh sebelum invasi Rusia atas Ukraina yang memicu krisis geopolitik dan gejolak ketidakpastian ekonomi secara global, Eropa sudah menghadapi krisis energi yang berkepanjangan. Kenaikan permintaan energi seiring musim dingin yang panjang dan mulai pulihnya ekonomi pasca-Covid-19 justru dihadapkan pada kurangnya pasokan gas.
Kunjungi: Link Ini Kalau Ingin Meningkat SDM Kalian
Akibatnya harga berbagai komoditas energi dan pangan melonjak naik. Harga minyak Brent rata-rata 2021 sebesar 70,86 dollar AS/barel melonjak 42 persen menjadi 100,93 dollar AS/barel tahun 2022. Kenaikan berbagai komoditas ini memicu tingginya inflasi yang melanda negara Uni Eropa, 9,2 persen per Desember 2022.
Komentar
Posting Komentar